Belum lagi reda rasa Syukur kami akan jejak yang ditinggalkan oleh acara kesyukuran Setengah Abad Pondok Pabelan beberapa waktu yang lalu, hari ini tgl 29 September 2015, Para Pimpinan Pesantren menghadiri undangan Pengukuhan guru besar salah satu alumni Pondok Pabelan. Beliau adalah Prof. Syafa’atun Al Mirzanah.
Sungguh sangat membanggakan karena Prof Syafa’atun adalah Professor perempuan pertama di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Suatu kebetulan yang sama persis dengan yang terjadi di keluarga besar Pondok Pabelan, bahwa beliau juga merupakan professor perempuan pertama dari antara lima Professor alumni lainnya yaitu : 1. Prof. DR. Komarudin Hidayat 2. Prof. DR. Bahtiar Effendy 3. Prof. DR. Jamhari Ma’ruf. 4. Prof. DR. Qowaid Masyhuri. 5. Prof. Syafa’atun Al Mirzanah, Ph.D., D.Min.
Orasi ilmiahnya yang berjudul “Religion and Science : On Religion and BioTechnology Revolution” disampaikan dengan jelas dan gamblang pada saat pengukuhannya sebagai Guru Besar dalam bidang “Studi Agama-Agama” UIN Sunan Kalijaga, di Gedung Multipurpose, Selasa September yang lalu. Beliau adalah Guru Besar ke 60 UIN Sunan Kalijaga, dan Guru besar ke 34 UIN Sunan Kalijaga yang masih aktif.
Syafa’atun Al Mirzanah juga merupakan salah satu alumni UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta di tingkat S1 (Perbandingan Agama) dan S2 (Filsafat Agama). Setelah menyelesaikan program masternya (MA) di UIN Sunan Kalijaga, ia mengambil program Master of Theology di Lutheran School of Theology Chicago. Perjalanannya dalam dunia pendidikan di Chicago terus berlanjut hingga ke tingkat doktoral dan meraih gelar Ph.D. di universitas yang sama pada tahun 2008, dengan disertasi berjudul When Mystic Masters Meet: Toward a New Matrix for Christian – Muslim Dialogue. Tesisnya ini menjelaskan tentang tidak hanya satu jalan menuju Tuhan. Pada saat yang sama ia juga menempuh program doktoral keduanya di Catholic Theological Union, Chicago, the Largest Catholic Graduate School in the United States, dan meraih gelar Doctor of Ministry /D. Min.
Syafaatun Almirzah merupakan sosok perempuan tangguh yang bercita-cita mengembangkan model beragama yang sehat. Anak ketiga dari enam bersaudara ini selalu mencari jalan bagaimana mengubah metode dakwah. Salah satunya yaitu dengan menjadikan sains dan agama sebagai sahabat yang lebih dekat, saling menyapa sehingga dapat menghasilkan kualitas kehidupan di bumi semakin baik, membawa kebahagiaan serta kedamaian bagi umat manusia.
Keberhasilan demi keberhasilan yang diraih para alumni di bidang apapun, menambah kesyukuran kami keluarga besar Pondok Pabelan yang tidak ada akhirnya. Akhirnya, semoga kami akan selalu diingatkan akan pepatah “Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesama”. (Radie)