Balai Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan terletak di desa Pabelan, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Komplek seluas kurang lebih 7,0 hal ini berada di tengah permukiman penduduk. Secara geografis letak komplek pondok di Jalan Magelang – Yogyakarta km 12, dari Muntilan 5 km, dan dari Borobudur 9 km.

 

Balai Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan didirikan oleh KH. Hamam Dja’far pada tanggal 28 Agustus 1965. Nama yang ditetapkan sebagai nama Pesantren adalah “Pabelan”, sebuah nama yang sama dengan nama desa dan nama sungai.

Pesantren Pabelan memang tidak memiliki nama lain sebagaimana nama pesantren pada umumnya. Menurut sejarah bahwa kata Pabelan berasal dari kata “bela” atau “pembelaan” yang pada masa perang Diponegoro desa Pabelan menjadi desa pejuang. Sehingga secara konotatif bermakna pembelaan terhadap kepentingan rakyat banyak.

 

Lembaga yang berada di bawah Yayasan Wakaf Pondok Pesantren Pabelan ini menyelenggarakan pendidikan untuk santri putra maupun putri selama 6 (enam) tahun dan  tambahan 1 (satu) tahun pengabdian atau praktik mengajar dengan kurikulum SPM Muallimin (Satuan Pendidikan Muadalah)  yang berbasis Kulliyatul Mu’allimien Al-Islamiyah (KMI) adopsi dari Pesantren Modern “Darussalam” Gontor Ponorogo.

 

Balai Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan didukung oleh sumber daya manusia yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan terkini dan masa depan. Tenaga pengajar (pendidik) berasal dari para alumni, non-alumni dan bantuan dari pemerintah yang sebagian besar telah bersetifikat pendidik.

Lembaga  ini juga bekerjasama dengan berbagai negara, misalnya pemerintah    Mesir   melalui   program   bantuan tenaga pendidik, dengan Pemerintah  USA melalui program AMINEF.

Pada tahun 1980 Pondok Pabelan mendapat penghargaan internasional   untuk  penataan   arsitektur   dari  piala  "Aga  Khan  Award for Architecture" yang diserahkan oleh presiden Pakistan Zia-ul Haq dan penghargaan untuk  penataan  lingkungan  hidup dari Prof. Emil Salim pada  tahun  1982  dengan piala "kalpataru" dan prestasi lainnya.

 

Para santri tinggal dalam  satu komplek, yang kegiatannya selama  24 jam  diorganisir  oleh Organisasi Pelajar Pondok Pabelan (OPPP) di bawah pengawasan dan bimbingan langsung oleh bapak kiai (Pimpinan/Pengasuh). Para pengurus ini adalah  santri kelas lima  dan enam KMI  yang bertugas selama satu tahun untuk melaksanakan kebijakan dan membantu  pimpinan/pengasuh dalam menega kedisiplinan. Organisasi ini bertujuan untuk melatih  santri dalam rangka  pemahaman diri terhadap  tanggung jawab, kejujuran, disiplin, cakap, dan kreatif sehingga terbentuk jati diri yang kokoh.

 

Pada akhirnya, lima hal yang perlu dicatat  adalah: Pertama, terwujudnya suatu paket kurikulum pendidikan yang dapat dipertanggung jawabkan;  Kedua,  adanya  dukungan   besar  dari Masyarakat terhadap pesantren; Ketiga, kepemimpinan  kiai Hamam    telah   melahirkan    kekompakan   sosial   yang   solid; Keempat,  Saling mendukung   antara  masyarakat dan  pesantren telah membangun  sebuah masyarakat belajar  yang sering disebut learning   society;   Kelima,   terselenggaranya    pendidikan yang berbasis pada kehidupan  masyarakat.