Ini tulisan Bapak Slamet wali santri putri kls 1 di WA Grup Pesantren Pabelan, bersamaan dengan peringatan Isra’ Mi’raj.
Semoga menguatkan siapapun yang sedang berada di posisi yang sama dengan kami.
_”Assalamualaikum sekedar curhat. Tadi pagi pk. 07.30 sy sdh di jalan utama Pabelan. Kebetulan papan pengumuman yg dipasang ditengah jalan masuk pondok roboh. Lalu sy berdirikan. Karena belum ada santri yg piket. Haru bercampur bahagia saya memandang pondok dari ujung jalan. Tdk terasa mata memerah menahan air mata yg akan jatuh. Bahwa di dalam sana ada anakku yg diselamatkan oleh para pengasuh dan pengelola pondok dari ancaman penyakit yg mewabah. Hati kecil merasakan kebahagiaan itu.
Tidak lama berselang ada santri piket yg menyapa dengan ramah. Mau ngantar paket ya pk? Begitu membuyarkan pandangan mataku ke pondok. Iya mas jawabku kepada santri piket. Saya serahkan 2 dos yg sdh sy bungkus rapi kepada santri piket. Jam berapa bisa diantar ke kamar tanyaku. Sebentar ya pak. Ya mas.
Saya pamit menuju kios selular di pertigaan sambil nunggu paket dibawa untuk diantar ke kamar. Sambil menunggu sy ngobrol dengan mas Fendi pemilik kios yg sedang menyemprot disinfektan di kiosnya. Dari kios sy lihat paket yg saya kirim disemprot disinfektan oleh santri piket. Kemudian sy datangi dan sy tanyakan. Jam.berapa paketnya bisa dibawa masuk? Sebentar pk, nunggu teman yg piket utk gantikan di sini. Tak lama kemudian teman santri yg lain datang. Paket dibawa masuk.
Sy bayangkan betapa bahagianya anakku membuka kiriman yg jauh2 dari banjarnegara sengaja aku antarkan. Sy kembali ke kios melanjutkan obrolan dengan mas Fendi.
Dari ceritanya sangat melegakan perasaan kami sebagai orang tua karena para santri piket disiplin melaksanakan perintah pengasuh untuk menjaga keselamatan santri semua. Malah sangat disesalkan apabila ada orang tua memaksakan kehendak utk menemui putra putrinya. Karena kita tidak tau apa kita pembawa virus apa tidak. Dengan lega hati walaupun tidak ketemu sama anak tapi rasa kangen sudah terobati.
Sy putar kendaraan utk pulang dng sedikit meneteskan air mata yg Ndak bisa lagi terbendung.
Selamat berjuang anakku. Semoga kesehatan, keselamatan dan kebahagiaan selalu tercurah padamu. Aamiin.
Terima.kasih para pengasuh semoga amal ibadah bapak ibu beserta seluruh jajarannya mendapat pengganti yg lebih baik dari Allah SWT.“_
“Alhamdulillah, Terima kasih kembali atas dukungan moral dan spiritual yang sudah diwujudkan untuk program Isolasi ini, Semoga bapak sekeluarga senantiasa diberi kesehatan dan keselamatan, Aamiin Yaa Mujibassaailiin,