Sebuah keniscayaan bahwa berulangnya tahun kelahiran bagi seseorang, organisasi ataupun sebuah lembaga, adalah sebuah moment yang tidak ingin dilewatkan begitu saja. Semuanya, nyaris tanpa terkecuali akan berusaha melewatinya dengan kesan yang mendalam. Begitu juga yang terjadi pada lembaga kami ini, Pondok Pabelan.

28 Agustus 2015 adalah tahun yang terasa istimewa karena Pondok Pabelan sudah memasuki dasawarsa ke lima. Setengah abad bukanlah usia main-main, karena mau tidak mau Pondok Pabelan harus mampu menunjukkan jati dirinya di lingkungan masyarakat Indonesia.

Usia setengah abad ini ditandai oleh 2 generasi yang saling terhubung. Generasi pertama adalah yang dipimpin langsung oleh KH Hamam Dja’far pendiri Pondok Pabelan selama 28 tahun (1965 – 1993), dan Generasi kedua oleh Kepemimpinan kolektif yaitu KH Ahmad Musthofa, KH Ahmad Najib Amin, KH Muh Balya selama 22 tahun (1993 – 2015).

Dan momentum setengah abad ini menjadi sebuah perhelatan akbar, terutama oleh, dari para alumni generasi pertama yang memiliki keterpanggilan yang begitu tinggi untuk kembali ‘Pulang’ dan memberi makna pada lembaga dimana mereka dididik dan dibesarkan. Banyak sekali usulan dan rencana yang datang, dengan maksud agar dapat memberi makna yang layak pada momentum tersebut.

Kehadiran Menteri Agama Bapak KH. Lukman Hakim Saifuddin, pada sabtu 29 Agustus 2015, menjadi tanda puncak perhelatan akbar ini. Diantara sambutannya, beliau menyampaikan bahwa pondok pesantren (ponpes) sebagai institusi pendidikan keagamaan Islam. Ponpes merupakan lembaga khas Indonesia yang nilai kemanfaatannya sangat baik. Sebuah lembaga yang sangat baik bagi generasi muda muslim. Untuk itu beliau mengajak seluruh elemen masyarakat untuk membawa para generasi muda mondok. Dengan ajakannya “ayo mondok”.

Sambutan yang cukup membangkitkan semangat dari Yayasan Wakaf  yang disampaikan oleh Prof Dr Komarudin Hidayat, sungguh membuat kami tersadar bahwa kami punya begitu banyak kekayaan pengalaman pendidikan yang tak lekang oleh waktu. Pendidikan KarakterLearning How to LearnLearning to live together, bahkan learning community sudah menjadi bagian dalam pendidikan sekaligus pengalaman belajar selama di Pesantren sejak dari berdirinya

Penghargaan dari Pesantren yang digagas oleh Ketua Yayasan Wakaf Pondok Pabelan Prof. Dr Bahtiar Effendi kepada 12 orang yang dianggap berperan besar pada Pondok Pabelan selama 5 dasawarsa ini, menjadi penyempurna perhelatan akbar ini makin bermakna. Penghargaan ini diberikan atas empat katagori yaitu : Pendiri, Pendamping Pendiri / Pemelihara, Pendidik dan Pendukung Pembangunan dan Pengembangan Pondok Pesantren, mereka adalah :

  1. KH Hamam Dja’far,
  2. KH Drs Ahmad Mustofa, SH 3. Drs. H. Wasit Abu Ali, M.Pd 4. KH Muhammad Balya
  3. KH Muhammad Busyro 6. Drs HM Habib Chirzin,
  4. Drs H. Achmad (Bupati Magelang 1967-1979), 8. Prof Dr HM Dawam Raharjo (Tokoh Nasional), 9. Drs HM Kafrawi Ridwan (Tokoh Masyarakat), 10. H. Mardiyanto (Gubernur Jawa Tengah 1998 – 2007) 11. David Herman Jaya (Pengusaha – New Armada ), 12. Hamzah Hendro Sutikno (Pengusaha – Mirota Batik).

Acara berlangsung sangat khidmad, para Kyai, para Pimpinan Pesantren, para Ulama dan Tokoh Masyarakat  yang hadir ditambah dengan kehadiran alumni lintas generasi dari seluruh penjuru Indonesia dan juga luar negri (Malaysia) menambah haru suasana. Kerinduan yang kuat untuk kembali ‘Pulang’ ke almamater Pondok Pabelan yang sangat mereka cintai, terasa pengaruhnya bagi keluarga besar Pondok Pabelan untuk tetap menjaga semangat dengan ke Ikhlasan, bergerak maju dan berkembang demi mengabdi pada Agama dan Negeri Tercinta.

Pun kehadiran KH. Maimun Zubair sebagai Kyai sepuh yang memimpin dan menyatukan do’a – do’a kami agar perkembangan Pondok Pabelan selalu mendapat Ridlo Allah SWT dan silaturahmi ini membawa keberkahan bagi keluarga besar Pondok Pabelan juga bagi bangsa Indonesia, Aamiin.

Dengan penuh rasa Syukur, kami mengakhiri rangkaian perhelatan akbar yang berlangsung sejak bulan Maret 2015 s/d 30 Agustus 2015 yang lalu. Beberapa rencana kecil sampai yang besar, yang ringan maupun yang berat sedang dan masih terus diolah dengan cukup serius oleh Yayasan, Pimpinan dan IKPP sebagai wadah resmi Alumni. Berbagai harapan yang sempat ditulis dan diungkapkan pada upacara penutupan menjadi pengikat semangat yang luar biasa. Ini baru awalnya, Bismillah.

Acara yang terus berlangsung dalam rangka Tasyakur Setengah Abad Pondok Pabelan tidak akan pernah terhapus zaman. Dari situ, munculah semangat baru untuk bangkit. Para alumni yang tergerak, serta santri yang semakin semangat dalam mengasah diri di pabelan. Semua itu menunjukan bahwa ada makna yang sangat mendalam bagi para Keluarga Besar Pondok Pabelan. Harapan, cita-cita keyakinan, doa dan usaha menjadi semakin besar untuk Pabelan.

Malam keakraban santri dan alumni, melahirkan suasana yang harmonis dengan beberapa pentas seni dari santri serta lantunan musik dari Serambi Bagelan.  Sabtu 29 Agustus 2015, tepat pukul 20.00 WIB, Lingkungan Pondok Pabelan sangat ramai, dari berbagai sudut tempat, terlihat kumpulan kumpulan alumni yang sedang bercanda, bernostalgia, dan berpusat di Panggung Gembira yang terletak di depan Gedung Perpustakaan Pabelan.

Hingga pelaksanaan tasyakur sampai pada hari terakhir, tepat pada hari Ahad, 30 Agustus 2015 menjadi hal yang berkesan. Berkumpulnya 2 generasi menjadi satu dalam sebuah acara. Balon cita-cita menjadi simbol doa para santri serta alumni yang mencapai langit, terbang tinggi mendekat pada pencipta. Berbagai macam harapan yang dituliskan oleh para santri dan alumni melambung tinggi dan semoga mencapai apa yang dicitakan. Tergeraknya alumni generasi pertama menumbuhkan beberapa gerakan yang saat ini sedang berjalan sebagaimana seharusnya. Beberapa pemikiran muncul untuk memberikan yang terbaik bagi Pabelan.

Setengah Abad Pondok Pabelan