Curug Silawe, kegiatan Ekspedisi perunggu puteri baru saja usai dilaksanakan oleh peserta IAYP angkatan ke-9 di bumi perkemahan Desa Sutopati kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang, ini adalah ekspedisi dengan peserta paling sedikit dibandingkan dengan angkatansebelumnya yang hanya beranggotakan 32 santri yang semuanya adalah santri putri.
Ekspedisi ini berlangsung pada tanggal 27-28 Oktober 2016,para peserta diberangkatakan pada pukul 11:00 wib, cuaca pada siang itu kurang bersahabat namun itu tidak menjadi hambatan bagi peserta yang akan menjalani ekspedisi, perjalanan yang memakanwaktu kurang lebih satu setengah jam ini terasa luar biasa, cukup meningkatka adrenalin peserta, karena medan yang di lewati bus menanjak curam, banyak peserta yang terlihat cemas dan takut namun dihalau oleh semangat dan keceriaaan sesama peserta lain yang membuat suasana perjalanan itu semangat.
Sasampainya para peserta di Desa Sutopati bersegera mereka melaksanakan sholat Dzuhur, kedatangan mereka disambut oleh rinai hujan yang turun cukup lebat dan membuat beberapa peserta dan pembina basah kuyup tapi sekali lagi itu bukan halangan bagi para peserta, kemudian mereka bergegas mengangkut barang barang dan mendirikan tenda untuk beristirahat, hujan masih mengguyur hingga menjelang maghrib, dan kami menghabiskan waktu dengan sharing bersama Ibu Nurul Faizah.
Tibalah pada malam unggun gembira yang diisi dengan penampilan-penampilan yang telah dipersiapkan peserta per-regu masing-masing, dan juga diisi dengan renungan muhasabah hingga tibalah waktu untuk beristirahat menyimpan energi.
Kabut pagi menyelimuti bumi perkemahan menyambut hari baru dengan sinar mentari yang cerah dan menghangatkan badan, saat yang ditunggu telah tiba yakni agenda lintas alam atau tadabbur alam para peserta sangatantusias dan senang terlihat dari wajah wajah yang nampak pagi itu, perjalanan yang di laksanakan dengan berjalankaki melintasi hutan bukit dan sawah, cukup menarik dan menantang.Beberapa medan yang cukup terjal harus dilewati, akan tetapi itu malah menjadi tantangan tersendiri bagi para peserta.
Tak terasa sudah cukup jauh mereka melangkah dan tibalah mereka di tujun utama yaitu Curug Silawe, air tejun dengan ketinggian kurang lebih 60 M ini membuat rasa lelah dan penat para peserta terbayarkan, cukup lama ber basah- basah dan bermain di Curug Silawe kemudian para santri harus kembali ke bumi perkemahan untuk kemudain berkemas-kemas pulang.
Tak terasa dua hari sudah mereka berada di buper desa sutopati kajoran, tibalah saatnya untuk kembali ke pesantren tercinta, hujan kembali turun seakan memberi ucapan perpisahan kepada para santri siang itu, dan saatnya go home untuk melanjutkan aktifitas seperti hari-hari lain(El-Nino)